Jangan Heran

  Kisah ini menggambarkan betapa indahnya kehidupan ini layaknya setangkai mawar nan anggun namun dapat pula menyakitkan bila terkena durinya. Seperti kisah kehidupan pada umumnya dimana kita semua bisa merasakan kebahagiaan, kesedihan, tawa, canda, kecewa bahkan menangis dibuatnya.Semoga cerita ini dapat menghibur kalian pembaca setia blog saya. Selamat membaca.

  Dimulai saat Sultan sedang mendaftar di sebuah Perguruan tinggi di Makassar. Sultan adalah tipikal orang yang pendiam dengan orang yang belum dia kenal tapi jika sudah kenal orangnya sangat cerewet dan lucu. Waktu itu di kampus Sultan sedang menghadiri kuliah pertamanya di Kampus, seperti biasanya dia hanya duduk sendirian tanpa teman bicara. Ya seperti anak remaja pada umumnya disaat tidak tahu mau berbuat apa di sela-sela keramaian orang banyak Sultan hanya bisa memegang terus Hpnya walaupun tidak ada pesan masuk, atau telpon yang masuk dia selalu memeriksanya, maklumlah dari pada tidak ada kegiatan kadang orang melakukan kegiatan yang bisa dikatakan membuang-buang waktu, walaupun memang tujuaannya hanya untuk mengisi kekosongan. Begitulah Dia mengatasi waktu luangnya dikampus ketika sedang tidak kuliah.

Suatu ketika pada hari senin 16 agustus 2013, telihat seorang gadis yang seperti berdarah arab dan sedikit mancung, maju kedepan kelas memperkenalkan dirinya yang tak lain adalah Sifa mahasiswi asal Bima yang yang membuat Sultan Terkagum melihat cara bicara dan tutur bahasanya yang anggun. Sebagai pemuda tentu sultan merasa penasaran dan ingin berkenalan dengan Sifa tentunya.

Tiga hari kuliah berlalu namun Sultan belum pernah berkenalan atau bahkan menyapa Sifa lantaran Sifa sedang akrab dengan mahasiswa asal Bugis yang bernama Ananda, selain gagah dan sopan Ananda juga termasuk Mahasiswa yang cerdas dikelas, maklum Ananda adalah mantan Ketua Osis sewaktu Dia SMA, makanya cara pembawaannya juga berkelas dan sangant dihormati oleh teman-teman sekelasnya.

Pada suatu hari ketika sedang tidak ada perkuliahan di kelas pada waktu itu Sultan sedang duduk deretan bangku yang paling depan tepat di samping kiri Sifa, Sifa yang memang akrab orangnya tiba-tiba menyapa Sultang yang sedang duduk melamun disampingnya, "Kok kamu diem aja, ikut gabung ngobrol sini". Ajakan Sifa sambil tersenyum ke arah Sultan.
"Emang mau ngobrol apaan?!". Tanya sultan dengan tatapan sinis, walaupun sebenarnya dia sedang gerogi.
Pantas saja Sifa langsung membelakangi badan Sultan yang Dia anggap tidak menghargainya. Namun dalam hati Sultan sangat menyesal sudah mengabaikan tanda perkenalan halus dari Sifa tadi.

Waktu menunjukkan pukul 14:15 menandakan jam kuliah terakhir telah usai, mahasiswa pun saling membereskan barang-barang dan mulai meninggalkan kelas yang sudah kosong. terlihat di sudut kelas masih terlihat Sifa sedang merapikan buku-bukunya, dibantu Ananda yang kebetulan duduk di sebelah Sifa dan segera meninggalkan kelas. Sultan adalah orang terakhir yang meninggalkan kelas yang kebetulan berpapasan dengan Sifa dan Ananda. Siang itu mereka bertiga hendak menuju halaman depan kelas yang juga sekaligus tempat menyimpan kendaraan mahasiswa. "Eh, pulang sama siapa?". Tanya Ananda sambil menoleh ke arah Sifa.
"Aku naik angkot sih, kenapa?". tanya Sifa sambil menghentikan langkah kakinya.
"gak apa-apa, kalau mau sini saya antar sampai rumah". tawaran Ananda sambil berharap dalam hati akan di Iya kan oleh Sifa.
"Ah.. nanti merepotkan, saya tinggal dijalan Abdullah loh!". Kata Sifa sambil meyakinkan Ananda.
"Hahaha.... kebetulan banget kita searah dong". Jawab Ananda yang bahagia mengetahui kalau Jalannya memang searah.
Ananda dan Sifa pun pulang barengan setiap hari, begitupun datangnya.

Singkat cerita karena sering berangkat dan pulang bareng merekapum menjadi semakin akrab dan tiba-tiba terdengar kabar kalau mereka sudah jadian, mendengar hal itu Sultan pun sebenarnya merasa kecewa namun dia juga legah karena memang mereka adalah pasangan yang serasi walau pun Sultan pernah mempunyai perasaan kagum kapada keduanya.

Seiring dengan banyakmya tugas kuliah Sultan pun sering pergi ke kost teman-temannya hanya untuk bisa mengerjakan tugas bersama, dan tak jarang pula kadang teman sekelasnya pun datang ke rumah Sultan, dan karena tugas yang semakin menumpuk tak jarang pula Sultan meminta tolong untuk dibantu oleh teman sekelasnya seperti Tia, mahasiswi asal Palu ini memang di kenal akrab dan lucu sehingga kita di buat senang berada di dekatnya, selain itu dia adalah mahasiswi yang jarang membawa pena ke kampus kebetulang Sultan selalu membawa pena candangan yang memang dia sediakan untuk temannya yang lupa membawa pena.
Waktu itu sedang ada kuliah matematika dan mahasiswa sedang sibuk memperhatikan dosen yang sedang menjelaskan, di sisi lain Sultan juga sedang sibuk memperhatikan Tia yang sedang meneriksa isi tasnya, ternyata ia lupa membawa pena tanpa fikir panjang Sultan pun memberikan
Pena cadangannya. "Ini pakai saja penaku aku masih ada satu kok". Kata Sultan Sambil menyodorkan penanya.
"Hahaha..".Tia hanya tersenyum sambil meraih pena dari Sultan.

Waktu itu di rumah Sultan sedang sibuk temannya mengerjakan tugas kampus, namun Tia yang kelelahan segera mengambil posisi tidur di atas sofa kemudian Mamanya Sultan sedang Lewat dan memperhatikan Tia yang tidur sambil mengorok... dan tiba-tiba bangun untuk ke kamar mandi, "siapa yang tidur di sofa tadi?". Tanya mama Sultan ke pada sultan sambil tersenyum.
Oh Tia?, kenapa mah?. Tanya sultan sambil tertawa.
Tidak apa, heran saja kok Manis-manis tidurnya ngorok?. Senda gurau mama sultan. Sultan hanya berfikir bahwa memang mamanya suka bercanda. ya begitulah.

Semenjak perkataan mamanya, ia pun selalu teringat bahkan diam-diam memperhatikan Tia, memang sih orangnya gampang akrap dengan orang lain tapi akan sangat serius jika waktunya memang serius. Ah mimpi kali Sultan bisa sama Tia. So Cowok yang sebenarnya pemalu dan tidak banyak bicara ini memang kurang percaya diri apalagi masalah perempuan, mungkin gak bisa ngomong kali klo udah di depan mata. Tapi si Sultan befikir cerdas untuk mendekati Tia, yaitu dengan cara menjauhinya. mana bisaaa". Hal ini sebenarnya dilakukan seseorang untuk menutupi perasaannya tapi kalau berlebihan jua bisa nampak jadi santai saja tunggu waktu yang tepat bro. Entah ada angin apa tiba-tiba berusaha mencari tahu semua tentang Tia termasuk meng introgasi sahabat-sahabatnya.

Puri adalah salah satu sahabat Tia yang memang berasal dari daerah yang sama. Mungkin setiap malam Sultan menelpon Puri hanya untuk mencari tahu segala yang di sukai bahkan yang di benci oleh Tia. sampai-sampai Puri malah lebih akrab kepada Sultan dari pada Tia sahabatnya sendiri. Selain orangnya yang tidak membosankan puri juga sangat suka jala-jalan sambil memburu gambar yang bagus membuat Sultan tambah sering bareng Puri walah hanya sekedar mengambil gambar yang tidak penting, hahaha... saking dekatnya mereka di sangka pacaran.


Previous
Next Post »